Senin, 06 November 2017

laporan fisika tentang alat ukur dasar

DAFTAR ISI

              KATA PENGANTAR.......................................................................................... i
DAFTAR ISI .......................................................................................................  ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang ...................................................................................  1
1.2.Rumusan Masalah ...............................................................................  2
1.3.Tujuan Penelitian ................................................................................  2
1.4.Manfaat Penelitian ..............................................................................  2
             
              BAB II LADASAN TEORITIS
2.1. Pengertian Jangka Sorong.................................................................. 3
2.2. Pengertian Mikrometer Skrup............................................................. 3
2.3. Pengertian Neraca O’houss................................................................ 4
2.4. Fungsi Jangka Sorong, Mikrometer Skrup, Dan Neraca O’houss .....  5

              BAB III HASIL PERCOBAAN
                          3.1. Tempat Dan Waktu Percobaan ..........................................................  6
                          3.2. Alat –Alat Yang Di Gunakan ............................................................  6
                          3.3. Prosedur Percobaan ...........................................................................  7
                          3.4. Hasil Percobaan .................................................................................  7
                          3.5. Tugas Dan Hasil Bacaan Pretest ........................................................  8

              BAB IV PENUTUP
                          4.1. Kesimpulan Dan Saran....................................................................... 11
                          4.2. Daftar pustaka ................................................................................... 12         

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.  Latar Belakang
Ilmu Fisika merupakan ilmu pengetahuan yang berlandaskan eksperimen, dimana eksperimen itu sendiri terbagi dalam beberapa tahapan, di antaranya pengamatan, pengukuran, menganalisis, dan membuat laporan hasil eksperimen. Dalam melakukan laporan eksperimen diperlukan pengukuran dan alat yang digunakan di dalam pengukuran yang disebut alat ukur dasar.
Banyak sekali alat ukur yang sudah diciptakan manusia baik yang tradisional maupun yang sudah menjadi produk teknologi modern. Salah satu contohnya adalah alat ukur besaran massa seperti neraca o’houss, mikrometer skrup, dan jangkasorong.
Sebelum memakai neraca o’houss, mikrometer skrup, dan jangkasorong, didalam suatu eksperimen, hal pertama yang harus dipahami dalam suatu praktikum adalah prinsip kerja serta fungsi dari komponen-komponen yang terdapat pada neraca o’houss, mikrometer skrup, dan jangkasorong, tersebut agar diperoleh data yang benar. Selain itu, untuk memperoleh data yang benar dan akurat di dalam suatu eksperimen diperlukan juga pengukuran dan penulisan hasil pengukuran dalam satuan yang benar serta keselamatan kerja dalam pengukuran menjadi poin yang patut diperhitungkan sehingga berbagai peristiwa kecelakaan yang terjadi di dalam melakukan eksperimen tidak perlu terjadi.
Oleh sebab itu, Pengetahuan alat merupakan salah satu faktor yang penting untuk mendukung kegiatan praktikum. Praktikan akan terampil dalam praktikum apabila mereka memiliki keterampilan melakukan pengukuran sesuai prosedur, membaca hasil ukur, menuliskan hasil pengukuran sesuai aturan yang berlaku, dan dapat melakukan kalibrasi alat ukur serta yang paling dasar praktikan mempunyai pengetahuan mengenai alat-alat praktikum yang meliputi nama alat, fungsi alat, komponen-komponen, dan prinsip kerja.





1
1.2. Rumusan Masalah
1.    Apa pengrtian dari jangka sorong.
2.    Apa pengertian dari mikrometer skrup.
3.    Apa pengertian dari neraca o’houss.
4.    Apa fungsi dari jangaka sorong, mikrometer skrup, dan neraca o’houss.

1.3. Tujuan Penelitian
1.    Untuk mengetahui pengertian dari jangka sorong.
2.    Untuk mengetahui pengertian dari mikrometer skrup.
3.    Untuk mengetahui pengertian dari neraca o’houss.
4.    Untuk mengetahui fungsi dari jangaka sorong, mikrometer skrup, dan neraca o’houss.

1.4. Manfaat Penelitian
1.    Agar dapat menjelaskan pengertian dari jangka sorong, mikrometer skrup, neraca o’houss.
2.    Agar dapat menjelaskan pengertian dari mikrometer skrup.
3.    Agar dapat menjelaskan pengertian dari neraca o’houss.
4.    Agar dapat menjelaskan fungsi dari jangaka sorong, mikrometer skrup, dan neraca o’houss.




BAB II
LANDASAN TEORITIS
2.1. Pengertian Jangka Sorong
Jangka sorong adalah alat ukur yang dapat di gunakan untuk mengukur panjang bagian luar benda, panjang diameter bagian rongga dalam benda, ketebalan dan kedalaman rongga dalam banada. Sehingga hasil penunjukan skala jangaka sorong (posisi su dan sn) tidak tergantung pada bentuk pengukuran panjang yang dilakukan. ketelitiannya dapat mencapai seperseratus milimeter. Terdiri dari dua  bagian skala, yaitu skala tetap (tidak dapat digeser)  dan skala nonius (dapat digeser). Pembacaan hasil pengukuran sangat bergantung pada keahlian dan ketelitian pengguna maupun alat. Sebagian keluaran terbaru sudah dilengkapi dengan display digital. Pada versi analog, umumnya tingkat ketelitian adalah 0.05 mm untuk jangka sorang dibawah 30cm dan 0.01 untuk yang diatas 30cm. Gambar jangka sorong sebagai berikut :
 







2.2. Pengertian Mikrometer Skrup
Mikrometer  skrup adalah alat ukur panjang yang mempunyai batas ukur maksimal sekitar 2.5 cm. Diagram mikrometer skrup di tunjukan pada gambar sebagai berikut :

Benda yang di ukur panjang nya di jepit diantara rahangnya mikrometer dengan memutar skrup roda bergerigi c,mikrometer skrup mempunyai dua skala yaitu, skala utama dan skala nonius. Skala utama di baca daris skala 0 sampai garis tepi kiri silinder slubung luar, dan skla nonius dibaca dengan melihat garis yang paling dekat dengan garis utama. Hasil pengukuran adalah hasil pembacaan skala utama di tambah dengan hasil pemabacaan skala nonius, dikali dengan ketelitian alat.
Bagian utama micrometer adalah sebuah poros berulir yang terpasang pada sebuah silinder pemutar yang disebut bidal (selubung luar). Jika selubung luar diputar 1 kali maka rahang geser dan juga selubung luar maju atau mundur 0,5 mm. Karena selubung luar memiliki 50 skala, maka 1 skala pada selubung luar sama dengan jarak maju atau mundur rahang geser sejauh 0,5 mm/50 = 0,01 mm. Mikrometer memiliki ketelitian sepuluh kali lebih teliti daripada jangka sorong. Ketelitiannya sampai 0,01 mm.
Hasil pengukuran dengan micrometer sekrup (H) adalah (jumlah skala utama       sampai atas skala nonius x 0,5 mm) + (jumlah skala nonius sampai garis skala nonius yang segaris dengan garis horizontal pada skalam tetap x 0,01 mm).
Mikrometer sekrup memiliki ketidakpastian pengukuran sebesar setengah dari nilai skala terkecil (skala nonius). Skala terkecil dari micrometer sekrup adalah 0,01 mm.

2.3. Pengertian Neraca O’Houss
Neraca Ohaus adalah alat ukur massa benda dengan ketelitian 0.01 gram. Sebelum di kan penimbanagan atur biji timbang pada skala 0, perhatikan indikator kesetimbangan apakah sudah setimbang atau belum. Jika belum setimbang,atur skrup pengatur kesetimbangan (A) sehingga indikator menunjukan posisi setimbang. Kemudian tempatkan benda yang akan di ukur massanya pada posisi B dan atur anak timbangan (dimulai dari nilai satuan terkecil) sampai indikator kestimbangan kembali menunjukan posisi setimnagan kemudian catattla nilai satuan massa yang ditunjukan oleh anak timbang.
Prinsip kerja neraca ini adalah sekedar membanding massa benda yang akan diukur dengan anak timbangan. Anak timbangan neraca Ohaus berada pada neraca itu sendiri. Kemampuan pengukuran neraca ini dapat diubah dengan menggeser posisi anak timbangan sepanjang lengan. Anak timbangan dapat digeser menjauh atau mendekati poros neraca 
 Massa benda dapat diketahui dari penjumlahan masing-masing posisi anak timbangan sepanjang lengan setelah neraca dalam keadaan setimbang. Ada juga yang mengatakan prinsip kerja massa seperti prinsip kerja tuas. Gambar neraca o’houss sebagi berikut :


2.4.  Fungsi Jangka Sorong, Mikrometer Skrup, Dan Neraca O’houss
1.    Fungsi jangka sorong
Fungsi jangka sorong adalah untuk mengukur diameter luar maupun diameter dalam suatu benda yang bentuknya lingkaran. Jangka sorong juga bisa digunakan untuk mengukur kedalaman benda yang panjangnya tidak lebih dari 25cm.
2.    Fungsi mikrometer skrup
Fungsi dari mikrometer sekrup adalah untuk mengukur ketebalan suatu benda yang sangat tipis. Misalnya untuk mengukur ketebalan kertas maupun ketebalan suatu logam. Skala terkecil mikrometer sekrup adalah 0,01 mm. Ketelitiannya adalah 0,005 mm. Kalau di pabrik kertas, seorang mekanik selalu memantau hasil cetakan kertas agar hasil kertasnya mempunyai ketebalan yang sama. Nah cara memantaunya bisa menggunakan mikrometer sekrup
3.    Funsi neraca o’houss
Fungsi neraca Ohaus adalah untuk mengukur massa benda atau logam dalam praktek laboratorium. Kapasitas beban yang ditimbang dengan menggunakan neraca ini adalah 311 gram. Batas ketelitian neraca Ohauss yaitu 0,1 gram. Prinsip kerja neraca ini adalah sekedar membanding massa benda yang akan diukur dengan anak timbangan

BAB III
HASIL PERCOBAAN
3.1. Tempat Dan Waktu Percobaan
Tempat            : Laboratorium FKIP UNSYIAH Pendidikan Geografi
Hari/Tanggal   : Senin,30 Oktober 2017
Waktu             :14.00-15.40

3.2.   Alat-Alat Yang Di Gunakan
Ada pun alat yang di gunakan dalam pratikum alat ukur dasar adalah sebagai berikut:
a)    Jangka sorong.
b)   Mikrometer skrup.
c)    Neraca o’houss.
d)   Kubus logam aluminium dan tembaga.
e)    Silinder logam aluminium dan besi.

3.3.   Prosedur Percobaan
Dari dari ketiga alat ukur dasar tersebut yaitu jangka sorong, mikrometer skrup, neraca o’hous, terdapat 4 macam prosedur percobaan, yaitu sebagai berikut :
1)   Ukur massa masing-masing kubus dan slinder dengan menggunakan neraca o’houss.
2)   Gunakan jangka sorong untuk mengukur panjang sisi kubus sebanyak 5 kali, dengan perulangan pada sisi yang berbeda-beda.
3)   Ukur diameter silinder logam dengan menggunakan mikrometer sekrup sebanyak 5 kali pengulangan pada posisi berbeda.
4)   Buat tabel pengamatan dan tulis data hasil pengukuran yang telah anda lakukan, lenkap dengan ketidak pastian pengukurannya.

3.4.   Hasil Percobaan
1)   Hasil dari percobaan neraca o’houss.
No
su
Sn
1
0.20 gram
0.6 gram
2
30 gram
6.4 gram
2)      Hasil dari percobaan jangka sorong.
No
su
Sn
hasil
Angka ketidak pastian
1
2.0 mm
0.01 mm
2.01 cm
2.01 ± 0.10 cm
2
2.0 mm
2.09 mm
4.09 cm
4.09  ± 0.10 cm
3
2.0 mm
0.05 mm
2.05 cm
2.05 ± 0.10 cm
4
2.0 mm
0.02 mm
2.02 cm
2.02  ± 0.10 cm
5
2.0 mm
0.08 mm
2.08 cm
2.08  ± 0.10 cm
3)   Hasil dari percobaan mikrometer skrup
No
su
Sn
hasil
Angka ketidak pastian
1
0.10
0.02
0.12
0.12 ± 0.10
2
0.10
0.03
0.13
0.13 ± 0.10
3
0.10
0.00
0.10
0.10 ± 0.10
4
0.10
0.47
0.147
0.147 ± 0.10
5
0.10
0.46
0.146
0.146 ± 0.10

3.5. Tugas Dan Bacaan Pretest
1.    Aluminium memiliki masa jenis sebesar 2,7 gram/cm3 dan air murni mempunyai massa jenis 1 gram/cm3. Karena itu untuk volume aluminium yang sama dengan volume air maka berat aluminium lebih besar dari air. Jelaskan mengapa demikian ?
Jawab : Karena pada Alumium kerapatannya atau kepadatannya lebih besar daripada air sehingga berat aluminium lebih besar dari air
a)      Berdasarkan kenampakan skala utama dan skala nonius seperti gambar di samping berapakah nilai ukur panjang, sesuai dengan hasil pembacaan tersebut.
Jawab: SU + SN (ketelitian alat)
= 2.5 mm + 0.7 mm
= 3.2 mm
b)   Bacalah buku fisika dasar tentang besaran dan satuan.
Jawab : Besaran dan Satuan
Besaran dalam fisika diartikan sebagai sesuatu yang dapat diukur, serta memiliki nilai besaran (besar) dan satuan. Sedangkan satuan adalah sesuatu yang dapat digunakan sebagai pembanding dalam pengukuran. Satuan Internasional (SI) merupakan satuan hasil konferensi para ilmuwan di Paris, yang membahas tentang berat dan ukuran. Berdasarkan satuannya besaran dibedakan menjadi dua, yaitu besaran pokok dan besaran turunan.
1.    Besaran pokok adalah besaran yang digunakan sebagai dasar untuk menetapkan besaran yang lain.

Tabel 1.1 Besaran-Besaran Pokok dan Satuan Internasionalnya (SI)
No
Besaran Pokok
Satuan
Simbol
1.
Panjang
Meter
l
2.
Massa
Kilogram
m
3.
Waktu
Detik
t
4.
Suhu
Kelvin
T
5.
Kuat arus
Ampere
i
6.
Intensitas cahaya
Kandela
L
7.
Jumlah molekul
Mol
N

2.    Besaran turunan adalah besaran yang dapat diturunkan dari besaran pokok. Satuan besaran turunan disebut satuan turunan dan diperoleh dengan mengabungkan beberapa satuan besaran pokok.
Tabel 1.2 Contoh Beberapa Besaran Turunan dan Satuannya
No
Besaran Turunan
Simbol
Satuan
1.
Luas
A
m2
2.
Volume
V
m3
3.
Kecepatan
V = s/t
m/s
4.
Percepatan
A = v/t
m/det2
5.
Gaya
F = m.a
N = kg.m/det2
6.
Usaha
W = f.s
J = N.m

3.    Satuan Internasional (si) adalah satuan yang diakui penggunaannya secara internasional serta memiliki standar yang sudah baku. Satuan ini dibuat untuk menghindari kesalahpahaman yang timbul dalam bidang ilmiah karena adanya perbedaan satuan yang digunakan.
Besaran
Satuan SI
Satuan lain
Panjang
M
Cm, km, inci, kaki
Massa
Kg
Gr, ton, ons, pounds
Waktu
Detik
Menit,hari, jam
Gaya
Newton
Dyne
Energi
Joule
Kalori,erg
Suhu
Kelvin
Celcius. reamur



BAB IV
PENUTUP
4.1.   Kesimpulan
Dari percobaan, pengamatan, dan perhitungan yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa jangka sorong digunakan untuk mengukur diameter luar dan dalam benda, sedangkan mikrometer sekrup digunakan untuk mengukur ketebalan dan diameter luar suatu benda dengan ketelitian lebih tinggi di bandingkan jangka sorong. Mengukur ketebalan benda seperti plat besi dan diameter koin (lingkaran) lebih mudah dan hasil pengukuran lebih tepat dibandingkan mengukur benda yang berbentuk seperti kelereng, dan neraca Ohaus sebagai alat untuk mengukur massa benda dan prinsip neraca Ohaus adalah sekedar membanding massa benda yang akan dikur dengan anak timbangan atau prinsip kerja tuas, Menulis hasil pengukuran dengan neraca ohaus dua lengan adalah sebagai berikut: jumlahdari nilai posisi anting lengan belakang dan lengan depan, skala utama dan skala nonius. Sedangkan menulis hasil pengukuran dengan neraca ohaus tiga lengan adalah jumlah dari nilai anting pada lengan belakang, anting pada lengan tengah, anting pada lengan.

4.2.   Saran
Sebaiknya saat melakukan pengukuran harus lebih teliti agar hasil yang di dapatkan maksimal.Sebelum melakukan percobaan dan pengukuran disarankan untuk memahami dahulu konsep pengukuran, alat ukur yang akan digunakan, besaran, dan satuan dan massa agar praktikum berjalan dengan lancar dan mudah dipahami. Lakukan pengukuran ketebalan dan diameter sebanyak 10 kali dan 5 kali untuk massa dari sudut yang berbeda namun tepat agar mendapatkan hasil yang maksimal oleh karena itu pengetahuan mengenai alat-alat ukur, terutama alat ukur panjang jangka sorong,mikrometer skrup dan neraca o’houss ini sangat penting untuk diketahui dan dipahami. Dan penulis berharap agar pelajar dan mahasiswa di segala tingkatan tidak asing lagi dengan alat ukur dasar seperti jangka sorong, mikrometer skrup dan neraca o’houss, dan mampu menggunakan jangka sorong, mikrometer skrup dan neraca o’houss untuk berbagai keperluan sehari-hari.




DAFTAR PUSTAKA



1 komentar:

  1. Best Online Casino in India 2021 | Kid Spin Games
    KADG PUNHARA 제왕 카지노 · Top Online Casino · Slot Games · Games – Enjoy The Latest Online Casino · Slot Games · Games – Enjoy The Latest Online Casino · Slots – kadangpintar Enjoy The  Rating: 4.7 · 바카라 사이트 ‎39 votes

    BalasHapus